Kerupuk Pasir, Produk UMKM Unggulan Desa Bulumanis Kidul

Desa Bulumanis Kidul, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati Jawa Tengah merupakan salah satu desa yang banyak memiliki UMKM yang memproduksi kerupuk. Salah satu pelaku usaha UMKM kerupuk Pak Milhan (45) pada RT 3 RW 3. Pak Milhan menekuni  pekerjaan sebagai pengusaha kerupuk selama kurang lebih 20 tahun, dengan omzet sekitar 9 juta per bulan. Produknya sudah dipasarkan dibeberapa kota yang berada disekitar Pati, seperti Jepara dan Demak.
Pak Mlihan (kanan) saat diwawancarai oleh Mahasiswa KKN UNDIP

Kerupuk unggulan yang diproduksi Pak Milhan merupakan kerupuk pasir (kerupuk yang digoreng menggunakan pasir halus). Kelebihan kerupuk ini tidak digoreng menggunakan minyak, sehingga baik untuk kesehatan karena rendah kolestrol. Dari sisi produksi kerupuk ini juga memiliki keunggulan berupa biaya produksinya yang lebih murah dibandingkan dengan kerupuk yang digoreng dengan minyak. Meskipun digoreng dengan menggunakan pasir, kerupuk masih bisa tetap mekar dengan baik. Kunci utama agar kerupuk bisa mengembang dengan baik menggunakan pasir terletak pada perapiannya, suhu perapian harus dijaga tetap stabil dan merata. Teknik penggorengan ini juga berpengaruh pada cita rasa kerupuk yang dihasilkan, sehingga kerupuk lebih renyah dan awet.
Proses pengeringan kerupuk

Pada awalnya, Pak Milhan hanya memproduksi kerupuk sebanyak 25kg saja, tetapi karena permintaan semakin tinggi produksinya sekarang menjadi sekitar dua kwintal per hari. Bahan dasar tepung tapioka yang digunakan sebagai bahan dasar kerupuk didatangkan langsung dari Lampung dengan alasan kualitas bahan baku yang berkualitas.
Pada dasarnya pembuatan kerupuk ini tidak terlalu rumit, namun membutuhkan ketelatenan dan konsistensi agar produk dapat bertahan dengan baik. Pak Milhan membagikan sedikit bocoran mengenai proses pembuatan kerupuk.
Pertama, proses yang harus dilakukan adalah membuat adonan kerupuk dengan cara mencampur tepung tapioka dengan bumbu-bumbu seperti bawang, terasi, garam dan penyedap rasa sebagai pemantap. Selanjutnya dibentuk dan dikukus selama kurang lebih satu jam, setelah adonan dikukus lalu dipotong tipis-tipis. Pengukusan ini bertujuan untuk mematangkan adonan sehingga kerupuk menjadi lebih tahan lama. Kerupuk yang sudah dirajang, dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Proses ini bergantung pada cuaca, namun biasanya memakan waktu lima hari, apabila cuaca mendung, pengeringan dapat memakan waktu yang lebih lama. Untuk mengatasi masalah cuaca agar produksi tetap berjalan stabil, Pak Milhan menggunakan oven untuk mempercepat proses pengeringan. Proses terakhir setelah kerupuk kering, kerupuk digoreng menggunakan pasir kemudian dikemas dan siap dipasarkan.
Pak Milhan biasanya memasarkan produknya dengan harga 13.500 rupiah per renteng dengan isi 50 Bungkus. Untuk pemasaran, biasanya sudah ada tengkulak yang datang langsung membeli kerupuk dalam jumlah besar kemudian dijual kembali. Sistem pemasaran ini sudah dilakukan cukup lama dan dinilai cukup efektif.
Dengan usahanya ini, Pak Mlihan telah membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, karena serangkaian proses produksi ini membutuhkan banyak tenaga kerja. Sebagai contoh pada proses pengemasan, Pak Milhan memberdayakan ibu-ibu sekitar untuk membantu proses pengemasan.

Proses pengemasan kerupuk yang memberdayakan ibu-ibu di sekitar tempat produksi

Kisah sukses para pengusaha selalu diawali dengan sesuatu yang remeh menurut pandangan orang. Namun mereka tetap optimis dengan apa yang mereka jalani dan terus menekuninya. Tips sukses dari usaha kerupuk yang dilakukan Pak Milhan sehingga produksi kerupuknya bisa berkembang hingga saat ini adalah  lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas.
           

            

0 komentar:

Copyright © 2013 UMKM Margoyoso Pati